Search

+62-274-284 0056

Search
Close this search box.

Aktivitas Sigab

Share halaman ini ke:

SIGAB SAMBUT KOLABORASI ORI JOGJA: BUKA POSKO PENGADUAN LAYANAN PUBLIK DI BANDARA YIA

Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia sambut kunjungan Ombudsman Republik Indonesia, Selasa, 23 April 2024. Kunjungan tersebut dalam rangka mendiskusikan pembukaan posko konsultasi dan pengaduan pelayanan untuk difabel di bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

Budi Masthuri kepala ORI perwakilan DIY menjelaskan, selain membuka posko yang rencananya dimulai pada 29 April 2024 tersebut, juga sekaligus melakukan audiensi kepada pihak Bandara. Hasil dari kolaborasi ini kemudian akan dirangkum menjadi satu catatan tertulis yang dibuat Ombudsman DIY dan disampaikan kepada pihak Bandara agar segera dilakukan perbaikan.

“Kalau nanti di Posko nantinya ada yang melakukan pengaduan, akan kita tindaklanjuti sesuai dengan kewenangan Ombudsman tentunya,” pungkas Budi.

Budi melanjutkan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa ada seorang difabel yang terjatuh di area Parkir yang belum akses. Laporan tersebut ditangani melalui mediasi dengan pihak Bandara untuk menjajaki kemungkinan diberikan ganti rugi. Selain itu ada juga laporan dari difabel yang mengeluh layanan aksesibilitas di ruang tunggu. Keluhan kereta api Bandara yang jaraknya jauh dari lokasi kedatanggan. Tiket yang hangus jika terlambat sedikit saja dan lainnya tanpa mempertimbangkan penumpang merupakan difabel dengan beragam hambatan.

“Ini menjadi catatan yang akan kita diskusikan dengan pihak bandara bersama SIGAB untuk meningkatkan aspek aksesibilitas di YIA di masa mendatang,” lanjut Budi.

Budi juga mengingatkan Masyarakat difabel agar tidak ragu melaporkan atau mengadukan layanan publik yang tidak ramah terhadap difabel. Menurutnya layanan publik merupakan hak yang perlu didapatkan oleh semua warga negara tanpa terkecuali.

“Difabel itu bayar pajak, dari uang pajak itu harus balik ke kita sebagai layanan publik,” imbuhnya.

Ninik, seorang perempuan difabel fisik yang juga salah satu staf SIGAB menceritakan pengalamannya ketika menggunakan transportasi udara melalui Bandara YIA. Menurutnya, ada beberapa hambatan yang dialami ketika mengakses bandara YIA. Ketika turun dari transportasi taksi, dia merasa kesulitan menuju konter check in karena jarak yang terlalu jauh dan tidak ada kursi roda di lokasi tersebut.

“Sedangkan saya pakai kruk. Saya berharap di tempat turun itu ada petugas yang siap membantu kemudian juga di situ tersedia kursi roda yang bisa diakses,” tutur Ninik.

Selain itu, layanan antara di stasiun Bandara dengan layanan Bandara YIA tidak saling terkoneksi. Waktu itu dia meminjam kursi roda di stasiun Bandara untuk menuju ke konter check in. Petugas membolehkan dan meminjami kursi roda dengan catatan harus dikembalikan segera.

“Jika begitu, bagaimana jika difabel seperti saya yang bepergian sendiri? dan belum mengakomodir sepenuhnya kebutuhan difabel seperti saya,” pungkas Ninik.[]