Solidernews.com – Pada tanggal 24 sampai 27 Maret 2024, SIGAB, atau Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel Indonesia, telah melaksanakan kegiatan penguatan fasilitator untuk mitra baru untuk program SOLIDER INKLUSI. Acara ini bertempat di Hotel Loman Park Jogja dan dihadiri oleh mitra baru program SOLIDER, yaitu FKDC dan PMMI.
Program SOLIDER, yang merupakan singkatan dari Strengthening Social Inclusion for Difability Equity and Rights (Memperkuat Inklusi Sosial untuk Kesetaraan dan Hak-hak Difabel), adalah bagian penting dari mandat SIGAB untuk meningkatkan martabat dan hak-hak warga difabel di Indonesia. Melalalui program ini, SIGAB bertujuan untuk menghapuskan berbagai bentuk diskriminasi dan pengabaian terhadap difabel, terutama di tingkat desa/kelurahan.
Joni Yulianto direktur SIGAB, dalam sambutannya menyampaikan: “Jangan dilihat projek ini sebagai sebuah projek semata; mari kita lihat projek yang sedang kita laksanakan ini sebagai amunisi untuk kita berkesempatan untuk bergerak lebih besar, bergerak lebih cepat, bergerak lebih kuat; maka disitulah kita punya nilai tambah untuk tidak sekedar mengimplementasikan program, tetapi berkontribusi terhadap permasalahan sosial. Sehingga, karena ini, kita berharap kita bangun sebagai sebuah gerakan dimana projek sebagai amunisinya. Saya berharap tim yang ada di kita bisa menjadi sebuah keluarga yang lebih besar antara teman-teman mitra.”
Peserta yang hadir menyatakan kesiapan mereka untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan ini untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada komunitas difabel di desa mereka. Mereka juga berharap agar kegiatan ini dapat membangun solidaritas dan kolaborasi antara mereka sebagai mitra dalam mencapai tujuan inklusi difabel.
Program SOLIDER akan dilaksanakan di 6 kelurahan di Kabupaten Cirebon dan 6 desa/kelurahan di Kabupaten Bengkulu. SIGAB berharap bahwa melalui program ini, desa-desa akan menjadi lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi semua warganya, termasuk kelompok yang paling rentan seperti difabel.[]
Reporter: Apipudin
Editor : Ajiwan Arief