Audiensi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo pada 23 Januari 2025 dimulai dengan perkenalan tentang profil Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi (SIGAB) Indonesia. SIGAB Indonesia berfokus untuk mendorong masyarakat agar lebih inklusif melalui program desa inklusi.
Audiensi ini dihadiri oleh Sri Budi Utami selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, bersama staf Dinas Kesehatan (Titi Supriati, Susila, Rina N., Dewi Ratna), serta perwakilan dari SIGAB Indonesia (Kuni Fatonah, Slamet Riyadi, M.Widiastutik).
Pada tahun 2015, SIGAB Indonesia memulai Program RINDI (Rintisan Desa Inklusi) pada 6 Kalurahan (Sidorejo, Gulurejo, Ngentakrejo, Jatirejo, Wahyuharjo dan Bumirejo) di Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Dalam program ini, selain mendorong difabel di kalurahan, SIGAB Indonesia juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, dengan menghasilkan buku Layanan Kesehatan yang Inklusif.
Kemudian, pada tahun 2022, SIGAB Indonesia kembali bekerja di Kabupaten Kulon Progo melalui Program SOLIDER (Strengthening Social Inclusion for Diffability Equity and Rights-Memperkuat Inklusi Sosial untuk Kesetaraan dan Hak-hak Difabel) yang didukung oleh Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia melalui Program INKLUSI, Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif.
SIGAB Indonesia mendampingi wilayah-wilayah di Kabupaten Kulon Progo, yaitu di Kapanewon Sentolo (Kalurahan Kaliagung, Sukoreno, dan Srikayangan) serta Kapanewon Nanggulan (Kalurahan Jatisarono, Kembang, dan Wijimulyo). Dalam audiensi ini, banyak hal yang didiskusikan, termasuk praktik baik yang sudah diperoleh dari pendampingan yang dilakukan oleh SIGAB Indonesia.
Di kalurahan-kalurahan yang didampingi SIGAB Indonesia, telah terbentuk Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) yang aktif hingga sekarang. Pemerintah Kalurahan mendukung difabel dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk KDK, membuat Peraturan Kalurahan, melibatkan difabel dalam semua kegiatan kalurahan, serta menyediakan sarana aksesibilitas yang diperlukan.
KDK setiap bulan mengadakan pertemuan rutin, yang diisi dengan berbagai kegiatan dan pelatihan. Puskesmas juga hadir sebagai narasumber dalam pertemuan tersebut, dan mendorong adanya kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) untuk difabel.
Lalu kenapa Posbindu ini menjadi penting?
“Penting adanya Posbindu, karena sebagai langkah awal untuk melakukan deteksi dini seseorang terhadap penyakit” ujar Sri Budi Utami Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo.
Pemeriksaan deteksi dini dilakukan oleh Puskesmas dan diajarkan kepada anggota KDK untuk hal-hal sederhana seperti pengecekan tekanan darah (tensi), pengukuran berat badan, dan pengukuran lingkar perut. Deteksi dini menjadi kegiatan rutin di setiap pertemuan KDK.
Kegiatan KDK kemudian melebar ke arah perekonomian, sebagai contoh kegiatan KDK yang melebar ke arah perekonomian yaitu di Kalurahan Kaliagung, atas dukungan dari pemerintah kalurahan, KDK Santika Kaliagung mendirikan usaha Mucuna Chips (keripik benguk).
Melihat hal tersebut kemudian munculah dukungan dari berbagai pihak, diantaranya dari Puskesmas Sentolo 1 dengan Dana Keistimewaan, BSI (Bank Syariah Indonesia), dan dinas-dinas serta donator yang lain, sehingga Mucuna Chips dapat berkembang pesat. Bahkan sudah masuk ke Bela Beli Kulon Progo (sebuah aplikasi marketplace).
Contoh kalurahan lain yang juga tak kalah maju perekonomiannya adalah KDK Ikhlas Jatisarono dengan Dapur Kifano-nya. Mereka berkembang dengan produk Keripik Jamur dan manggleng. Dukungan muncul dari BSI, YG Saemaul, UTY dan Pertamina Foundation.
Kembali pada sisi kesehatan, posbindu difabel diharapkan dapat berkembang lebih lanjut dan menjadi contoh yang bisa diikuti oleh wilayah lain. Konsep Posbindu adalah pendekatan pada layanan, Dinas Kesehatan mengungkapkan bahwa program Posbindu difabel akan diperluas dan diperkuat ke depannya, termasuk home care difabel-nya.
Selain itu, di tahun lalu Dinas Kesehatan sudah melaksanakan TOT (Training of Trainer) deteksi dini dengan melibatkan tenaga kesehatan (Nakes) dan kader kalurahan. Namun, program ini sempat berhenti dan belum dilanjutkan karena terhambat anggaran yang terbatas.
Sri Budi Utami menyambut baik keinginan tim SIGAB untuk bekerja sama dalam melakukan pelatihan deteksi dini bagi kader kalurahan. “Kerja sama ini diharapkan bisa terus berlanjut, untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi antara SIGAB Indonesia dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo” jelasnya.
Penulis: Indri K