Senin, 30 September 2024 Program GOOD menyelenggarakan kegiatan Projects Visit CBM Global Gathering hasil Kerjasama antara SIGAB Indonesia dengan CBM Global, KPSI Solo (Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia), Difapedia Purbalingga dan Pinilih Sedayu, kegiatan CBM Global Gathering ini diikuti oleh Country Director dari beberapa negara yaitu Nepal, Kenya, Germany, Nigeria, Switzerland, UK, Filiphina, Madagaskar dan Australia. Lokasi kegiatan Projects Visit ini berlokasi di Resto Pringsewu, Solo sehingga Tim Program GOOD Bersama dengan CBM Global berangkat dari Yogyakarta Bersama-sama sembari saling memperkenalkan diri masing-masing dan bercerita untuk mengisi waktu selama perjalanan.
Kurang lebih 1 jam perjalanan Tim Program GOOD dan CBM Global tiba di resto pringsewu dan sudah disambut oleh 3 Mitra Program GOOD yaitu Organisasi Difabel KPSI Solo, Difapedia Purbalingga dan Pinilih sedayu yang nantinya akan menjadi pemandu sekaligus narasumber dalam sesi kali ini, untuk memastikan bahwa acara berjalan dengan lancar maka kegiatan Projects Visit ini diawali dengan paparan safeguarding dari Program Officer GOOD Anis Novita yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan bagi peserta untuk berpendapat, belajar dan mencegah bahaya, khususnya eksploitasi, kekerasan dan pelecehan seksual selama kegiatan berlangsung.
Setelah paparan terkait safeguarding kegiatan dibuka dengan sambutan dari KPSI Jateng Fida Nastiti yang pada sambutanya mengucapkan terimakasih dan rasa bangga diberikan kesempatan untuk memperkenalkan KPSI ke kancah Internasional, yang sedang berjuang dalam meningkatkan kesadaran Masyarakat di Indonesia terkait hak hak difabilitas khususnya bagi difabel tidak terlihat (Invisible Disability) seperti Skizofrenia dan lain-lain.
Lalu kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Joni Yulianto selaku Direktur SIGAB Indonesia dan juga sambutan hangat dari Marisa Kristianah selaku Country Director CBM Global, mengakhiri sambutan sekaligus menjadi pembuka sesi paparan tidak lupa Tim Program GOOD mengajak peserta diruangan semuanya melakukan Yel-yel GOOD, dengan bantuan dari interpreter seluruh peserta kompak ber yel-yel menjadikan suasana lebih hangat dan ceria.
Paparan pertama yaitu mengenai Program GOOD dibawakan oleh Tri Wahyu selaku Program Manager GOOD dan di damping oleh Phasha Media Program GOOD, Wahyu mulai memaparkan visi misi, tujuan, hasil kunci, kegiatan kunci serta manfaat yang didapat dari Program GOOD. Dilanjutkan paparan berikutnya dari KPSI Solo yang disampaikan oleh Fithri Setya Marwati tentang bagaimana proses pendampingan KPSI kepada difabel di lingkungan Masyarakat khususnya bagi teman-teman difabel tidak terlihat (Invisible Disability), yang terkadang dari pihak paling dekat dengan teman difabel yaitu keluarga tidak paham mengenai kondisi salah satu keluarganya sehingga sering menjadi munculnya tindakan kekerasan, pelecehan, bullying sampai orang tersebut merasa trauma dan menutup diri.
Melanjutkan paparan dari KPSI Solo, Difapedia Purbalingga mulai memaparkan organisasinya, di bawakan oleh Mukhanif Yasin Yusuf yaitu tentang Difapedia yang bergerak di sektor riset, advokasi, dan inclusive development. Dengan gaya modern melalui sosial media dan website Difapedia berharap dapat menjangkau lebih banyak orang terutama anak muda untuk mulai peduli akan hak hak difabilitas, menjadi penyemangat juga bagi teman-teman difabel agar mau berkarya, bangkit serta mandiri.
Sesi paparan ditutup oleh Pinilih Sedayu yang dibawakan oleh Tri Suhartini tentang berbagai pendekatan yang dilakukan pinilih kepada keluarga penyandang disabilitas di daerahnya, lalu berbagai Kerjasama dengan pihak swasta maupun pemerintahan dalam Upaya mengadvokasi hak hak difabilitas pada layanan umum, tidak hanya sebagai pemberi saran namun Pinilih sudah bergerak dalam memberikan pelayanan contohnya rumah kebugaran difabel yang melayani Fisioterapi, konseling dan masih banyak lagi terkait kesehatan.
Untuk memberikan ruang diskusi yang hangat, kegiatan tanya jawab diberikan kepada 4 orang peserta sukarela, yang pertama ada Delphine dari CBM Global Nigeria terkait bagaimana organisasi difabel di Indonesia mendata jumlah difabel, khususnya difabel tak terlihat (invisible disability), Kathy dari CBM Global Australia yang menyampaikan tentang keaneragaman kemampuan setiap organisasi difabel menjadikan organisasi difabel semakin bertumbuh kuat dan bisa saling membantu, Ivy dari CBM Global Kenya tentang bagaimana cara organisasi difabel melakukan pendekatan terhadap teman difabel yang mungkin saja belum menerima kondisinya atau keluarga yang masih belum memahami tentang difabilitas, dan penutup dari Abdul Azeez CBM Global Nigeria yaitu rasa senangnya melihat aneka ragam keahlian,kegiatan dan juga proses bertumbuh dari setiap organisasi difabel namun masih bisa berdiri dengan gagasan yang sama sampai sekarang.
Pertanyaan dan pernyataan dijawab oleh para narasumber paparan hari itu dengan baik dan bisa diterima oleh seluruh peserta, akhirnya kegiatan ditutup dengan pantun dan beberapa pesan bahwasanya kegiatan ini diharapkan mampu menjadi pupuk semangat baru dalam mewujudkan dunia yang Inklusif terutama di Indonesia.
Penulis : Lio Panji Phasha (Media GOOD)