SIGAB Indonesia Menerima Penghargaan Jimly Award 2025
Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia menerima anugerah penghargaan kategori Lembaga Masyarakat di bidang Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Difabel dari Jimly School Law and Government (JSLG), pada Rabu, 15 Oktober 2025 di Jakarta.
Penghargaan ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan JSLG untuk memberikan apresiasi baik individu dan Lembaga yang konsisten memperjuangkan demokrasi, menegakkan keadilan, penegakan hukum dan Hak Asasi manusia.
M. Joni Yulianto, Direktur SIGAB Indonesia mengucapkan terima kasih atas kepercayaan publik yang diberikan selama ini. Menurutnya, penghargaan tersebut bukanlah sebuah pretasi, melainkan pengakuan bahwa difabel ada dan berkontribusi kepada negara.
“Semoga apresiasi ini bukan hanya berhenti pada kita paham, mengakui, tapi kita merangkul semua warga negara dengan keberagamannya. Semoga apa yang kita cita-citakan untuk konstitusi yang terjaga dan Indonesia yang adil ini terwujud,” pungkas Joni.
Joni mengatakan Indonesia lahir dari kebhinekaan dan keberagaman sebagai fondasi untuk lahirnya Indonesia dan konstitusi yang menaungi. SIGAB lahir dari keprihatinan dan pengalaman bersama kami sebagai anak bangsa, warga negara yang tidak merasakan apa yang banyak dirasakan sebagian besar warga Indonesia sebagai keadilan dan kesetaraan.
SIGAB pada tahun 2003, memulai dengan menghimpun aspirasi difabel di Jogja. Saat itu SIGAB memahami bahwa banyak permasalahan di aspek pendidikan, kesehatan, partisipasi politik, hingga akses keadilan. Kemudian pada tahun 2011, SIGAB mulai memberanikan diri untuk mendampingi perempuan difabel Tuli yang menjadi korban kekerasan seksual dari pendidiknya.
“Dari sana kami belajar banyak, betapa hukum kita tidak banyak memberikan ruang, kepastian, kesetaraan bagi difabel. Dan dari situlah kami memberanikan diri untuk mengadvokasi bersama pegiat hukum dan HAM yang lain utnuk menyuarakan ini semua,” imbuh Joni.[]