Wonosobo – Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB Indonesia) turut berpartisipasi berbagi pengetahuan dalam kegitan ‘Festival Desa #Dari Desa Untuk Bangsa’ yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo pada 7 – 8 November 2018. Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Adipura Kencana Wonosobo tersebut, SIGAB Indonesia berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang perintisan Desa Inklusi pada sesi ‘Bursa Pengetahuan Desa’. Selain membagikan pengalaman merintis Desa Inklusi dalam sesi pasar ide ‘Bursa Pengetahuan Desa’, SIGAB juga menggelar booth yang menjadi ruang konsultasi bagi Desa-Desa yang tertarik mereplikasi model Desa Inklusi.
Festival Desa #Dari Desa Untuk Bangsa merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yang bertujuan untuk melakukan refleksi empat tahun implementasi Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Diberlakukannya UU Desa selama empat tahun terakhir telah melahirkan sejumlah tantangan, sekaligus juga inovasi dan kemajuan bagi Desa. Berbagai hal terkait keberadaan regulasi teknis dan turunannya yang terkadang tidak sesuai dengan konteks lokal dan kurang dikuasai di tingkat lapangan, hingga partisipasi warga yang masih harus didorong merupakan bagan penting dari catatan refleksi yang harus terus dikawal dan diperbaiki. Di sisi lain, pemberian kewenangan bagi Desa berikut alokasi dana Desa yang cukup besar juga melahirkan berbagai inovasi yang berdampak langsung bagi pembangunan Desa dan masyarakatnya. Kabupaten Wonosobo misalnya,telah menginisiasi terbentuknya sistem ‘open data keuangan’ secara online untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana Desa. Hal itulah yang melatarbelakangi penyelenggaraan ‘Festival Desa #Dari Desa Untuk Bangsa.
Kehadiran SIGAB dalam kegiatan tersebut tak lepas dari upaya untuk mempromosikan replikasi Desa Inklusi. Melalui booth pameran dan materi informasi yang disediakan oleh SIGAB, peserta Festival Desa memperoleh banyak gambaran tentang apa itu Desa Inklusi, serta bagaimana memulai rintisan Desa Inklusi. Selain materi Desa Inklusi yang tersedia, dalam booth pameran tersebut, hadir pula koordinator program Rintisan Desa Inklusi Rohmanu Solikin, pegiat pendamping Desa Ananto Sulistyo, serta peggagas Desa Inklusi Muhammad Joni Yulianto, yang menjadi teman diskusi para perangkat Desa yang merupakan peserta Festifal Desa. Dalam kunjungan dan bincang singkat Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, dan Wakil Bupati, Agus Subagyo ke booth SIGAB, Wakil Bupati menyampaikan ketertarikan dan harapan agar Wonosobo dapat menjadi pelaku Desa dan Kabupaten yang lebih inklusif bagi Difabel.
Menurut Antok (panggilan Ananto Sulistyo), dalam salah satu perbincangan dengan peserta Festival Desa yang singgah ke booth SIGAB, salah satu substansi penting dari implementasi UU Desa adalah adanya kewenangan Desa yang harus diikuti dengan partisipasi warga dalam penyelenggaraan pembangunan Desa. “Itu artinya, Difabel sebagai warga yang setara juga harus sama-sama didengar pendapatnya, dipenuhi kebutuhannya, serta ikut menikmati proses dan hasil pembangunan”, ujar Antok. Lebih jauh, Aldhiana Kusumawati, perwakilan penyelenggara kegiatan, mengungkapkan bahwa apa yang telah dirintis SIGAB sebagai Desa Inklusi merupakan inovasi baru yang belum ada di Wonosobo. “Saya berharap, dengan partisipasi SIGAB dalam acara ini akan dapat memberikan gagasan baru untuk para Pemerintah Desa di Wonosobo agar menggunakan dana Desa serta merencanakan pembangunan Desa untuk hal-hal yang lebih mendukung inklusifitas bagi semua warga, termasuk Difabel”, tukasnya.