Mengawali tahun 2025, perjalanan saya dimulai ke Bengkulu. Bersama dua anggota tim lainnya, saya berangkat pada tanggal 23 Januari 2025. Dalam perjalanan ini, saya bertugas sebagai media dokumentasi, sementara Fahri Naim berperan sebagai program officer dan Marsen Sinaga sebagai fasilitator yang akan mendampingi proses Renstra (Perencanaan Strategis) pertama bagi PMMI Bengkulu.
Setiap perjalanan ke Bengkulu selalu memiliki cerita menarik. Salah satunya adalah penerbangan yang selalu dipilih di pagi hari. Akibatnya, saya dan Fahri lebih memilih diam dan menghemat tenaga selama perjalanan. Kami lebih banyak menikmati suasana perjalanan dalam keheningan, mengumpulkan energi untuk rangkaian kegiatan yang akan kami jalani di sana. Tapi justru di situlah letak keseruan dari pendampingan offline ini ritme perjalanan yang santai namun penuh makna.
Proses Renstra yang Dinamis dan Penuh Semangat
Renstra dimulai pada tanggal 24 Januari 2025 di Hotel Seruni Bengkulu dengan tajuk kegiatan Lokakarya Penguatan Internal Organisasi Penyusunan Perencanaan Strategis PMMI Tahun 2025-2030. Suasana dalam kegiatan ini terasa serius namun tetap santai, serius dalam berkembang, namun tetap bergerak dengan tenang. Kekompakan anggota PMMI Bengkulu, dari yang senior hingga yang baru bergabung, sangat terlihat selama proses ini berlangsung.
Motivasi yang diberikan Marsen sebagai fasilitator juga menjadi penyemangat dan membangun kepercayaan diri para peserta untuk menyampaikan pendapat, berargumen, hingga saling menanggapi masukan. Dengan pedoman “Lambat tak apa, asal pasti”, kegiatan ini tidak terkesan terburu-buru atau harus sempurna, tetapi lebih menekankan bahwa setiap rencana yang dibuat adalah milik bersama. Dari rasa memiliki inilah, PMMI Bengkulu bisa menjalankan kerja-kerjanya dengan lebih baik dan berdampak bagi internal organisasi maupun lingkungan sekitar.
Rangkaian Kegiatan dan Hasil yang Didapatkan.
Selama tiga hari berturut-turut, proses Renstra berlangsung selama delapan jam setiap harinya. Waktu terasa begitu cepat berlalu karena dinamika diskusi yang intens namun tetap menyenangkan. Hari pertama diisi dengan membahas masa lalu, masa kini, dan masa depan PMMI Bengkulu. Kami merefleksikan bagaimana organisasi ini telah berkembang dari waktu ke waktu dan tantangan apa saja yang dihadapi. Hari kedua berfokus pada menghimpun rencana masa depan yang efektif dengan berbagai strategi yang realistis dan dapat diterapkan. Diskusi berlangsung interaktif, di mana setiap peserta diberikan ruang untuk berbagi ide dan mencari solusi terbaik untuk tantangan yang ada.
Hari terakhir ditutup dengan kesimpulan serta perumusan strategi kerja untuk lima tahun ke depan. Kami menyusun dokumen perencanaan strategis yang menjadi panduan bagi PMMI Bengkulu dalam menjalankan program-programnya secara berkelanjutan. Saya melihat proses ini sangat strategis dan berdampak, bukan karena besar kecilnya kegiatan, tetapi karena bagaimana cara mereka memandang setiap langkah sebagai pendorong kemajuan.
Penutup dengan Kunjungan Bersejarah dan Refleksi Mendalam
Setelah lima hari di Bengkulu, perjalanan kami ditutup dengan momen santai yang sangat menyenangkan. Kami diajak mengunjungi rumah pengasingan Soekarno, tempat di mana sang Proklamator menghabiskan waktu dalam pembuangan pada masa kolonial. Kami juga menyempatkan diri mengunjungi Benteng Fort Marlborough, sebuah benteng peninggalan Inggris yang memiliki nilai sejarah tinggi. Mengakhiri perjalanan, kami menikmati es kelapa muda di pinggir pantai, sambil berbincang santai dan bercanda dengan teman-teman PMMI Bengkulu.
Di momen inilah, saya menyadari satu hal yang berharga, tidak peduli seberapa jauh kita tertinggal yang penting kita terus berjalan bersama, “meski perlahan, asal menuju arah yang benar.” Ketertinggalan bukanlah hambatan, melainkan pembelajaran untuk menghadapi setiap tantangan dengan ikhlas, sabar, dan optimisme.
Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan biasa, tetapi sebuah pengalaman yang membuka mata dan mengajarkan banyak hal tentang kebersamaan, komitmen, dan semangat untuk terus bergerak maju. Kami pulang dengan hati yang penuh semangat, membawa bekal pembelajaran yang sangat berarti untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan kerja-kerja organisasi ke depan.
Penulis : Phasha (Media GOOD)