Muhammad Joni Yulianto, pria kelahiran Banyumas, 26 Juni 1980 ini telah aktif sebagai pembela hak difabel sejak meraih gelar sarjananya dari Universitas Negeri Yogyakarta. Tumbuh sebagai seorang tunanetra semakin mengukuhkan keterpanggilannya sebagai pejuang kesetaraan difabel. Pada tahun 2011, ayah 3 anak ini menyelesaikan program masters in public administration di Lee Kuan Yew School Of Public Policy, National University of Singapore.

Pada 2008, dia juga menamatkan program masters of art in disability studies di Leeds University, UK. Berbagai pelatihan pun pernah diikutinya seperti penguatan kapasitas organisasi, monitoring dan evaluasi, serta analisa dan formulasi serta evaluasi kebijakan.

Sebagai seorang aktifis, beberapa posisi penting pernah dijabatnya di beberapa organisasi, diantaranya ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) periode 2004-2006, koordinator peneliti pada PUSAT Studi dan Layanan Difabel (PSLD) Uin Sunan Kalijaga tahun 2010, outreach and capacity building coordinator pada Institute on Disability and Public Policy (IDPP) tahun 2011 – 2013, serta pendiri dan direktur Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAB) hingga saat ini. Beberapa bidang yang menjadi focus keahliannya adalah difabilitas dan kebijakan public, advokasi, dan dan hak azazi manusia. Beberapa publikasi yang pernah ditulis diantaranya:

“Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan bagi Difabel di DIY: PERGUB No. 51 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan khusus bagi difabel di Yogyakarta.” Policy Brief: October 2013.

“Konsepsi Difabilitas dan Pendidikan Inklusi.” Paper yang Dikontribusikan kepada Ma’arif Institut dalam Studi Kasus Pendidikan Inklusi: 2011.

“An Advance Investigation on the Influence of the Disability Movement in Indonesia.” Master thesis: 2008. Dipublikasikan Oleh VDM publishing in 2011.

“Difabilitas: Antara Mimpi dan Kenyataan.” Publikasi Bersama Antara SIGAB, UCP Wheels for Humanity in Indonesia, and USAID. Printed in Bahasa Indonesia: 2010.